Gedung kesenian Societeit de Harmonie yang terletak di jalan Riburane no.15 -Makassar merupakan gedung peninggalan kolonial Belanda sejak 1896. Saat ini sedang dalam proses revitalisasi. Awal direnovasi Mei 2009, namun memasuki bulan September 2009 proses pengerjaan mandeg karena kehabisan dana. Dana tahap I sebesar Rp 610 juta hanya mampu digunakan untuk mendirikan beberapa pilar konstruksi. Pemprov Sulsel sendiri menaksir butuh sekitar Rp 6 miliar. Tapi, Anggaran , Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulsel hanya menganggarkan Rp 1 miliar. Para pelaku seni Makassar hanya bisa gigit jari melihat icon kesenian kebanggan mereka dalam keadaan sekarat. Apalagi semenjak PLN memutus aliran listrik di gedung tersebut, kini kegiatan berkesenian yang tergantung pada naungan gedung itu lumpuh total!
Berbagai aksi simpati telah digelar, termasuk diantaranya kegiatan pembacaan puisi oleh Akbar Faisal (anggota DPRRI fraksi Hanura), juga seniman sekaliber Putu Wijaya telah diundang, namun semua itu hanya dianggap angin lalu belaka. Aksi simpati lainnya adalah perhelatan KENDURI DUKA selama seminggu berturut-turut (16-22 April 2010). Selain obor, lampu kendaraan bermotor digunakan untuk menerangi acara yang diadakan pukul 19.00 WITA tersebut, mulai dari pentas musik, teater, pembacaan puisi hingga orasi.
"sikap anarkhi mahasiswa Makassar dalam berunjuk rasa boleh jadi akibat minimnya wadah berkesenian di kota ini" sesal sutradara teater Arman Dewarti, seperti yang dikutip oleh salah satu harian di Makassar...
No comments:
Post a Comment