Monday, June 14, 2010

HASIL SKETCHING & SHARING #03 - BELAKANG PASAR IKAN RAJAWALI (PANTAI LAGUNA)

 
Minggu, 13 Juni 2010
Sketching & Sharing kali ini kita berburu lokasi yang bernuansa pantai dan nelayan.  Berhubung hari itu turun hujan, maka kami memilih pantai yangerdekat dari titik temu kami (DKM-Rotterdam) yaitu sekitar belakang Pasar Ikan Rajawali atau yang lebih dikenal dengan Tempat Pelelangan Ikan (istilah Makassarnya adalah Lelong).
Lokasi pengambilan sket pun hanya dari kejauhan saja yaitu dari arah Pantai Laguna.
Pasar Ikan Rajawali merupakan salah satu dari tempat pelelangan ikan yang memasok kebutuhan ikan segar untuk masyarakat Makassar.  Ditahun 70-80'an pantai ini dikenal sebagai lokasi perkampungan nelayan, namun keberadaannya semakin terpinggirkan semenjak kawasan Metro Tanjung Bunga dikembangkan.








gerobak pisang epe' (banana press) dari kawasan Pantai Laguna.  Pantai Laguna itu sendiri merupakan pusat jajanan dan kuliner hasil relokasi para pedangang yg dulunya berjualan di sepanjang Pantai Losari.

Friday, June 11, 2010

HASIL SKETCHING & SHARING #02 - GEDUNG KESENIAN SOCIETEIT DE HARMONIE


Gedung kesenian Societeit de Harmonie yang terletak di jalan Riburane no.15 -Makassar merupakan gedung peninggalan kolonial Belanda sejak 1896.   Saat ini sedang dalam proses revitalisasi.  Awal direnovasi Mei 2009, namun  memasuki bulan September 2009 proses pengerjaan mandeg karena kehabisan dana.  Dana tahap I sebesar Rp 610 juta hanya mampu digunakan untuk mendirikan beberapa pilar konstruksi.  Pemprov Sulsel sendiri menaksir butuh sekitar Rp 6 miliar. Tapi, Anggaran , Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulsel hanya menganggarkan Rp 1 miliar. Para pelaku seni Makassar hanya bisa gigit jari melihat icon kesenian kebanggan mereka dalam keadaan sekarat.  Apalagi semenjak PLN memutus aliran listrik di gedung tersebut, kini kegiatan berkesenian yang tergantung pada naungan gedung itu lumpuh total!

Berbagai aksi simpati telah digelar, termasuk diantaranya kegiatan pembacaan puisi oleh Akbar Faisal (anggota DPRRI fraksi Hanura), juga seniman sekaliber Putu Wijaya telah diundang, namun semua itu hanya dianggap angin lalu belaka.  Aksi simpati lainnya adalah perhelatan KENDURI DUKA selama seminggu berturut-turut (16-22 April 2010).  Selain obor, lampu kendaraan bermotor digunakan untuk menerangi acara yang diadakan pukul 19.00 WITA tersebut, mulai dari pentas musik, teater, pembacaan puisi hingga orasi.
"sikap anarkhi mahasiswa Makassar dalam berunjuk rasa boleh jadi akibat minimnya wadah berkesenian di kota ini" sesal sutradara teater Arman Dewarti, seperti yang dikutip oleh salah satu harian di Makassar...

















Thursday, June 10, 2010

HASIL SKETCHING & SHARING #01 - FORT ROTTERDAM


Awalnya benteng ini adalah Benteng Pannyua yang dibangun pada pemerintahan Raja Gowa ke-10 yaitu I Manrigau’ Daeng Bonto Karaeng Lakiung (Karaeng Tunipallangga Ulaweng)sekitar tahun 1545. Bila dilihat dari atas bentuk keseluruhan benteng ini mirip sosok penyu yang sedang merangkak menuju ke laut.   Penjelasan filosofinya bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut, begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan. 

Benteng ini dikuasai Belanda ketika sukses menyerang dan menduduki Makassar.  Setelah Perjanjian Bungaya ditandatangani pada tahun 1667, Belanda kemudian memodifikasi ulang benteng itu dan diubah namanya menjadi Fort Rotterdam, sesuai tempat kelahiran Gubernur Jendral Belanda Cornelis Speelman.
Di tahun 1834, pada salah satu ruangannya menjadi tempat Pangeran Diponegoro dipenjara.
 Dalam perjalanan waktu, benteng mengalami beberapa kali perubahan fungsi. Di masa penjajahan Belanda,  benteng ini berfungsi sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan.  Pada masa penjajahan Jepang, benteng ini difungsikan sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Kemudian oleh TNI dijadikan sebagai pusat komando. Dan sekarang menjadi pusat kebudayaan dan seni.