Sunday, February 25, 2018

Twig & Watercolor Sketching



Workshop kali ini diselenggarakan oleh Indonesia's Sketcher Makassar  (IS Makassar) bekerjasama dengan Indonesia's Sketcher Solo (IS Sala) dan Tanayya Art.  Berlokasi di Kitaindienesia work space di jalan Andi Mappanyuki no 111, Jumat 23 Februari 2018.  Adalah Jevi Alba, sketcher asal Surakarta (member IS Sala) yang memandu workshop twig dan watercolor sketching.  Selain peserta umum, peserta workshop didominasi oleh para pelajar SMU dan mahasiswa/i jurusan seni Universitas Negeri Makassar.  

pintu masuk ruang workshop yang dihiasi kartu-kartu pos karya Bang Jevi

perkenalan singkat para pemateri workshop oleh Bang Muhajir (founder Tanayya Art)




Dalam workshop ini teman-teman peserta diajarin menentukan titik fokus objek yang akan disket salah satunya menggunakan teknik golden ratio. Selanjutnya peserta ditantang keluar dari comfort zone untuk membuat sketsa langsung di lapangan (out door), kemudian lanjut diwarnai menggunakan cat air. Teknik pewarnaan cat air diperagakan oleh Bang Jev.

Bang Jev memperagakan cara menarik garis menggunakan ranting bambu yang dicelup ke dalam tinta cina

sketsa yang telah jadi kemudian diwarnai menggunakan cat air menggunakan teknik wet on dry dan wet on wet


TIPS: 
  1. Jika menggunakan ranting bambu atau lidi sebagai alat sket, sebaiknya menggunakan kertas yang bertekstur agar kesan artistiknya bisa tercapai. 
  2. Kertas cat air dari bahan kapas lebih tahan terhadap air dibanding kertas dari bahan kayu. 
  3. Gunakan kuas ukuran besar untuk mewarnai bidang yang besar, kuas ukuran kecil untuk bidang yang kecil atau untuk menambahkan detil.
  4. Disarankan menggunakan kuas dari bulu asli dibanding kuas sintetis, meskipun harganya sedikit mahal namun hasil yang didapatkan lebih maksimal 





Fundamental Urban Sketching Workshop

   Komunitas Indonesia's Sketchers chapter Makassar bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin dan Makassar Alat Lukis  menggelar Fundamental Urban Sketching Workshop pada Sabtu-Minggu (20-21 Januari 2018), bertempat di lantai 6 gedung rektorat Unhas. Workshop dipandu langsung oleh Donald Saluling, seorang penggiat Urban Sketcher dan salah satu pendiri Indonesia's Sketcher. 



 Dalam workshop kali ini, para peserta (yang terdiri dari pelajar  SD, SMU, mahasiswa, hingga pegawai bank) diperkenalkan pada sebuah teknik membuat sketsa dengan menggambar langsung objek yang dilihat di lapangan/lokasi. Pemateri  meyakinkan para peserta untuk berani menarik garis tanpa takut salah.  Karena tantangan dari live sketching atau sketch on location ini adalah membuat sketsa tidak dengan menggunakan pensil dan meminimalisir penggunaan penghapus.  Bahwa kesalahan menarik garis adalah bagian yang natural dari proses pembelajaran kita.  Hal tersebut merupakan pengalaman pertama bagi peserta karena sebelumnya mereka terbiasa menggambar objek dengan melihat dari gambar referensi atau imajinasi menggunakan pensil (yang bisa dihapus jika terjadi kesalahan).


  Menggambar langsung objek yang ada di lapangan/lokasi termasuk kedalam keterampilan menggambar 5 Dimensi, karena objek yang kita hadapi tersebut memiliki ukuran panjang, lebar, ketebalan, bau/aroma, dan rasa (cuaca panas, dingin, kehujanan, dsb).  Unsur utama yang diangkat dalam sketsa-sketsa yang tergolong Urban Sketching adalah kombinasi antara gambar bangunan, manusia, dan tumbuhan/pepohonan.  Inti dari live sketching atau sketch on location ini adalah untuk melatih koordinasi mata dan tangan.  Apa yang kita lihat, itulah yang kita gambar.



    Setelah pemaparan teori selama setengah jam, selanjutnya praktek membuat sketsa di luar ruangan.  Untuk tahap pertama adalah mensket objek sederhana (objek tunggal) yang ada di sekitar pelataran gedung.  Bisa berupa kursi, jendela, tangga, tas, atau galon air.  Sebelumnya pemateri memberikan contoh bagaimana menentukan point of interest dari objek yang kita pilih, juga membagikan tips bagaimana memposisikan diri agar nyaman selama membuat sket di luar ruangan.
Tahap berikutnya adalah membuat sketsa dengan objek yang lebih kompleks, yaitu pemandangan gedung dan lingkungan sekitarnya.  Salah satu teknik yang diajarkan adalah mengukur skala perbandingan objek menggunakan pulpen, dan bagaimana mengatur komposisinya di atas kertas gambar.








   Setelah para peserta selesai dengan sketsanya, mereka kembali keruangan untuk mendapatkan review dari pemateri.  Lewat tengah hari waktunya istirahat, shalat dan makan siang.  Akhirnya workshop ditutup dengan penyerahan sertifikat yang diwakili oleh pihak Universitas Hasanuddin kepada masing-masing peserta.